1 Ikatan Pesantren Indonesia kutuk penyerangan di Sampang


Ikatan Pesantren Indonesia kutuk penyerangan di Sampang

Ikatan Pesantren Indonesia mengutuk keras tindakan penyerangan terhadap kelompok syiah yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal di Sampang, Madura, Jawa Timur. Akibat penyerangan brutal itu dua orang meregang nyawa.

"Kami mengutuk keras segala tindakan kekerasan dengan dalih agama," kata Ketua Umum Ikatan Pesantren Indonesia Jam'iyah Fida' Kubro, Ahmad Zaini di Pasuruan, Jawa Timur, Senin (27/8). Demikian ditulis oleh Antara.

Ahmad Zaini atau yang akrab disapa Gus Zaini berharap agar aparat keamanan menindak tegas para pelaku agar hal seperti ini tak terulang lagi. 

"Tindak para pelaku, serta ungkap latar belakangnya hingga tuntas," katanya.

Bentrokan masa Sunni dan Syiah di Desa Karang Gayam, Kec Omben, dan Desa Bluran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, mengakibatkan dua orang tewas dan lima orang luka-luka. Bentrokan juga mengakibatkan keluarga Syiah yang rumahnya dirusak mengungsi ke area Gor Sampang. Pihak pemprov Jawa Timur pun sudah berjanji akan menanggung semua logistik yang dibutuhkan oleh para pengungsi Syiah tersebut.
Pemukiman kaum Syiah di Sampang dibakar
Aksi penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah di Sampang, Madura telah memakan 1 orang korban tewas dan 5 luka-luka.
Pemprov Jatim 
tampung pengungsi Syiah di GOR



Terkait bentrokan masa Sunni dan Syiah di Desa Karang Gayam, Kec Omben, dan Desa Bluran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menampung para pengungsi Syiah di area gor Sampang.


"Untuk masalah logistik dan kesehatan pengungsi diakomodasi oleh Pemprov Jatim," kata Soekarwo, Minggu (26/8).

Menurut Soekarwo, ada 253 orang yang mengungsi di area tersebut. Semua kebutuhan yang diperlukan oleh pengungsi menjadi tanggung jawab pemerintah. Pasalnya, saat ini pemerintah hanya bisa memberikan bantuan sosial bagi para pengungsi.

"kita minta MUI dan tokoh agama masuk kesana karena saya tidak bisa masuk ke ranah keyakinan, saya minta agar masalah antara Syiah dan Sunni secepatnya diselesaikan," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, insiden ini bermula dari kesalahpahaman. Peristiwa ini bermula dari sekelompok orang dari kelompok Tajul yang berniat ke Malang dalam rangka silahturahim. Namun isu yang berkembang dikira kelompok ini akan ke Pasuruan mendatangi Imam Syiah di Pasuruan.

SBY: 
Jangan sampai ada bentrok Sampang yang ketiga

 SBY: Jangan sampai ada bentrok Sampang yang ketiga

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta aparat penegak hukum dan jajaran pejabat terkait segera mengambil langkah cepat menyikapi bentrokan warga Syiah-Sunni di Sampang, Madura. SBY tak ingin peristiwa serupa menular ke daerah lainnya.

"Saya harap ada langkah cepat dan tepat yang dilakukan oleh saudara-saudara semua dengan jajarannya sehingga bagian ini tidak terus terjadi di tempat yang sama," kata SBY saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (27/8).

Dalam rapat turut hadir Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Jaksa Agung Basrief Arief, Kepala BIN Letjen Marciano Norman, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Pasca menerima laporan perihal insiden di Sampang, SBY mengaku sudah menelepon Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Sebagai tindak lanjut, SBY memerintahkan pihak terkait turun ke lapangan dan menyelidiki kejadian yang terjadi Minggu siang itu.

"Saya sudah bicara dengan Gubernur Jatim, saya minta laporan khusus dan sekaligus nanti untuk menentukan langkah yang harus diambil pemerintah. Termasuk aparat keamanan dan penegak hukum baik pusat dan daerah sehubungan dengan terjadinya kekerasan dan pelanggaran hukum di Sampang," terangnya.

Dalam catatan SBY, selama dua tahun terakhir bentrok warga di Sampang sudah dua kali terjadi. Dia minta kejadian kemarin adalah yang terakhir dan tidak ada untuk ketiga kalinya.

"Sudah 2 kali dalam waktu 2 tahun (bentrok), sebelumnya pernah sekali," imbaunya.

Bentrokan masa Sunni dan Syiah di Desa Karang Gayam, Kec Omben, dan Desa Bluran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, mengakibatkan dua orang tewas dan lima orang luka-luka. Bentrokan juga mengakibatkan keluarga Syiah yang rumahnya dirusak mengungsi ke area Gor Sampang. Pihak pemprov Jawa Timur pun sudah berjanji akan menanggung semua logistik yang dibutuhkan oleh para pengungsi Syiah tersebut.
Bentrok di Sampang, pemerintah gagal lindungi warganya

Bentrok di Sampang, pemerintah gagal lindungi warganya

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) MPR, Lukman Edy menyayangkan terjadi bentrokan massa di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, dan Desa Bluran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura. Bentrokan di daerah itu mengakibatkan dua orang tewas dan lima orang luka-luka.

"Jika pemerintah tidak melakukan apa-apa terhadap tindakan pemaksaan atas keyakinan, maka pemerintah mengabaikan konstitusi karena konstitusi mengamanatkan agar pemerintah memberikan perlindungan kepada seluruh rakyat dalam menjalankan dan mempertahankan keyakinan," kata Lukman Edy di Jakarta, Senin (27/8).

Menurut dia, penyerangan terhadap kelompok Syiah tersebut merupakan pemaksaan kehendak dari kelompok tertentu. "Tidak boleh ada pemaksaan kehendak terhadap perbedaan keyakinan. Mempertahankan keyakinan adalah hak asasi manusia (HAM) yang paling mendasar dilindungi oleh konstitusi," ujar Lukman.

Peristiwa ini bermula saat keluarga pimpinan Islam Syiah, Ustaz Tajul Muluk hendak mengunjungi keluarganya di penjara dengan mengendarai mobil. Saat dalam perjalanan, mobil yang dikendarai keluarga Ustadz Tajul Muluk ini dicegat sekelompok warga yang mengemudikan sepeda motor. Mereka mengolok-olok keluarga Ustaz Tajul, karena dianggap menganut ajaran sesat.

Ustaz Tajul merupakan terpidana kasus dugaan penistaan agama yang kini tengah menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Sampang. Akibat diganggu kelompok massa bersepeda motor ini, keluarga Tajul mengurungkan diri berkunjung ke Lapas Sampang. Akan tetapi aksi sekelompok massa bersepeda motor tersebut tidak sampai di situ saja.

Para pengendara motor ini terus membuntuti keluarga Ustaz Tajul hingga ke rumahnya di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang dan akhirnya terjadi bentrok antara kedua belah pihak.
Sampang membara, Presiden SBY panggil Kapolri dan Kepala BIN

Sampang membara, Presiden SBY panggil Kapolri dan Kepala BIN

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat terbatas terkait bentrokan berdarah yang menewaskan dua orang dan melukai lima orang di Sampang, Madura. Presiden menggelar rapat terbatas bidang hukum untuk membahas penyerangan terhadap kaum Syiah tersebut.

"Pagi ini jam 9, Presiden mengadakan ratas membahas hal tersebut, silakan merapat saja," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Jakarta, Senin (27/8).

Dalam rapat itu, Presiden memanggil Wakil Presiden Boediono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menag Suryadharma Ali, KaBIN Marciano Norman, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

"Dilapori tentu sudah, rapat ini terbatas. Bagaimana nanti solusi untuk hal tersebut. Tentu karena kejadiannya kemarin langsung dilapori," ujar dia.

Bentrok berdarah itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, Minggu (26/8). Dari lima korban luka-luka itu, empat korban luka dari kelompok Islam Syiah dan seorang korban luka dari kelompok penyerang, bahkan seorang dari empat korban penyerangan itu kritis.

Tidak hanya warga, Kapolsek Omben Aris Dwiyanto terluka dalam peristiwa itu diduga terkena sabetan senjata tajam. Kapolres terkena pecahan genting rumah salah seorang pengikut Syiah yang dibakar massa.

Sementara petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang saat ini menerjunkan sekitar 700 personel pasukan gabungan dari unsur Polri, TNI dibantu Brimob dari Polda Jatim untuk mengamankan situasi. Pengikut aliran Islam Syiah korban penyerangan kelompok tak dikenal dievakuasi di GOR Wojaya Kusuma Sampang dengan pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Sampang, Brimob Polda Jatim dan Kodim 0828 Sampang.
Kapolda Jatim janji tindak tegas penyerang warga Syiah

Kapolda Jatim janji tindak tegas penyerang warga Syiah

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Hadiatmoko berjanji akan menindak tegas pelaku penyerangan warga Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur. Sebab, selain membakar 25 rumah, insiden berdarah itu juga menimbulkan dua korban jiwa, di antaranya satu perwira polisi terluka yakni Kapolsek Omben, AKP Aris Dwi, serta lima warga lainnya terluka.

"Ini merupakan kasus kriminal murni. Karena selain membakar rumah, akibat insiden ini ada korban meninggal dunia serta lima orang terluka. Kami akan mengusut tuntas dan menindak tegas kasus ini," tegas Hadiatmoko, Minggu (26/8).

Saat ini pihaknya telah menginventarisir jumlah korban dalam insiden tersebut. Dua orang korban tewas adalah, Hamama (39) dan Mat Hasim (45), warga Karang Gayam.

Sementara, korban luka semuanya warga Karanggayam, yakni Syaiful (28), Samsul mengalami kaki Patah, Syaifuddin mengalami luka di bagian hidung, Hasim mengalami luka di paha kanan, dan Man Haseh mengalami luka bacok hingga saat ini masih dirawat di RSUD Pamekasan, Madura.

Sementara Kapolsek Omben, AKP Aris Dwi (44) mengalami luka karena sabetan celurit. Rumah yang terbakar dalam peristiwa itu antara lain, rumah milik Mahrus, Matrai, Amsiyah, Sipul, Busidin, Dulhadi, Makruf, Bujedin, dan Mun.
Mahfud MD: 
Penyerang kelompok syiah harus ditindak tegas

Kasus penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, harus diusut tuntas dan para pelakunya diproses hukum, kata Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD.

"Aparat penegak hukum harus mengambil tindakan tegas terhadap pelaku penyerangan tersebut," katanya usai Syawalan 1433 Hijriah Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Yogyakarta. Demikian dikutip antara, Minggu (26/8).

Menurut dia, siapa pun yang melakukan tindakan pengadilan di luar kewenangannya, apalagi sampai membunuh orang lain, harus dikenai tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Hal itu penting agar pengadilan langsung dari rakyat kepada rakyat lainnya tidak terjadi. Jika tindakan pengadilan di luar kewenangan itu masih terjadi, tentu sangat berbahaya bagi suatu negara merdeka," kata mantan Menteri Pertahanan itu.

Penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, terjadi Minggu (26/8), sekitar pukul 10.00 WIB. Tercatat dua korban tewas dalam kasus penyerangan kelompok Islam Syiah oleh warga desa sekitar.

Lima korban lainnya menderita luka-luka. Sebanyak empat orang dari kelompok Islam Syiah dan satu orang dari kelompok penyerang. Satu di antara empat korban penyerangan itu kritis.

Peristiwa itu bermula, saat keluarga pimpinan Islam Syiah Ustadz Tajul Muluk hendak mengunjungi keluarganya di penjara dengan mengendarai mobil.

Ustadz Tajul merupakan terpidana kasus dugaan penistaan agama yang kini sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sampang.

Saat dalam perjalanan, mobil yang dikendarai keluarga Ustadz Tajul Muluk ini dicegat sekelompok warga yang mengemudikan sepeda motor. Mereka mengolok-olok keluarga Ustadz Tajul yang dianggap menganut ajaran sesat.

Akibat diganggu kelompok massa bersepeda motor ini, keluarga Tajul mengurungkan diri berkunjung ke Lapas Sampang. Akan tetapi aksi sekelompok massa bersepeda motor tersebut tidak sampai disitu saja.

Para pengendara motor ini terus membuntuti keluarga Ustazd Tajul hingga ke rumahnya di Dusun Nanggernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang.

"Saat itulah terjadi bentrok antara kedua belah pihak," kata Kabagops Polres Sampang Kompol Alfian Nurizal.

Bentrok antara kelompok bersepeda motor dengan keluarga kelompok Islam Syiah itu memicu warga lain yang selama ini tidak suka dengan aliran itu berdatangan.

Massa bersenjata tajam mendatangi perkampungan Syiah di Dusun Nanggernang dan membakar sebagian rumah pengikut aliran itu. Sekitar 1.000 warga bersenjata tajam mengepung pengikut kelompok Islam Syiah.




Polisi evakuasi wanita dan anak-anak korban bentrok Sampang

Petugas kepolisian dari jajaran Polres dibantu Kodim 0828 Sampang, Madura, Jawa Timur, mengevakuasi pengikut aliran Islam Syiah ke tempat yang lebih aman.

Kapolres Sampang AKBP Solehan, menjelaskan langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah adanya korban susulan dalam peristiwa penyerangan terhadap kelompok Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang itu.

"Ada sekitar 50 orang yang telah berhasil kami evakuasi dan mereka saat ini mengungsi di gedung Olahraga (GOR) Jalan Wijaya Kusuma Sampang," kata Solehan. Demikian dikutip antara, Minggu (26/8) malam.

Ke-50 orang pengungsi dari kelompok Syiah itu umumnya kaum perempuan dan anak-anak, sedang pengikut laki-laki belum berhasil dievakuasi.

Pengikut aliran Islam Syiah korban penyerangan kelompok tak dikenal yang diduga dari kelompok Islam Sunni itu tiba di GOR Wojaya Kusuma Sampang Minggu (26/8) petang sekitar pukul 18.00 WIB dengan pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Sampang, Brimob Polda Jatim dan Kodim 0828 Sampang.

"Lokasi pengungsian kelompok Islam Syiah itu sudah kami perintahkan untuk dijaga ketat petugas, disamping kami juga akan terus berupaya menenangkan kelompok massa penyerang di Desa Nanggernang, Desa Karang Gayam," kata Solehan.

Bentrok berdarah yang menyebabkan dua orang tewas dan lima orang lainnya luka-luka di Sampang, Madura itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

Dari lima korban luka-luka itu, empat korban luka dari kelompok Islam Syiah dan seorang korban luka dari kelompok penyerang, bahkan seorang dari empat korban penyerangan itu kritis.

Tidak hanya warga, Kapolsek Omben Aris Dwiyanto terluka dalam peristiwa itu diduga terkena sabetan senjata tajam. Namun menurut Kapolres yang bersangkutan hanya terkena pecahan genting rumah salah seorang pengikut Syiah yang dibakar massa.

Sementara, petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang saat ini menerjunkan sekitar 700 personel pasukan gabungan dari unsur Polri, TNI dibantu Brimob dari Polda Jatim untuk mengamankan situasi.
Penyebab bentrok 
warga di Sampang versi polisi

Penyebab bentrok warga di Sampang versi polisi
Bentrok di Sampang, Madura, dipicu pencegatan para santri syiah oleh sekelompok warga. Para santri itu berniat kembali ke Pulau Jawa setelah merayakan lebaran di Sampang.

Di tengah jalan, sekelompok pemuda setempat mencegat para santri itu. Ada sekitar 30 motor mencegat mereka. Para pemuda itu memerintahkan santri-santri Syiah pulang ke rumah dan tidak kembali ke pesantren di Jawa.

"Yang sudah naik angkutan disuruh turun tidak boleh mengendarai kendaraan apapun dan massa Sunni kurang lebih 100 orang mengarak orang tua warga Syiah untuk kembali pulang ke rumahnya masing-masing," ujar Kadiv Humas mabes Polri Irjen Anang Iskandar, Minggu (26/8).

Di tengah jalan kelompok warga yang membawa senjata tajam mulai berbuat ulah. Kaum Sunni pun mencoba melawan. Bentrok meluas karena banyak warga akhirnya terbakar isu SARA dan ikut menyerang.

Dua orang tewas dan enam orang luka-luka akibat penyerangan ini. Sembilan rumah milik warga Syiah pun dibakar. Rumah itu milik Mahrus, Matrai, Amsiyah, Sipul, Busidin, Dulhadi, Makruf, Bujedin dan Mun.
Polda Jatim tambah 300 personel amankan bentrok di Sampang
Polda Jatim tambah 300 personel amankan bentrok di Sampang

Buntut dari bentrokan massa yang terjadi Sampang, Madura, Polda Jawa Timur kembali menambah kekuatan personel. Malam ini, 300 personel tambahan dari polres-polres di sekitar Madura, termasuk satu kompi brimob Polda Jatim ikut dikerahkan.
Daftar korban tewas bentrok di Sampang
Daftar korban tewas bentrok di Sampang

Bentrokan masa Sunni dan Syiah di Desa Karang Gayam, Kec Omben, dan Desa Bluran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, mengakibatkan dua orang tewas dan lima orang luka-luka.

"Dua orang meninggal atas nama Mat Hasim dan Hamama warga dusun Nangkreng desa Karang Gayam kecamatan Omben, empat dari lima orang yang luka-luka adalah warga Syiah" kata Kabagops Polres sampang Kompol Alfian Nurizal, Minggu (26/8).

Alfian menjelaskan, insiden itu disebabkan dari olok-olokan dari dua kelompok. Bermula dari keluarga ustad Tajilmulu yang notabene adalah terpidana kasus peninstaan agama yang menghuni lapas sampang dikunjungi keluarganya. Dalam perjalanan pulang mobil keluarga ustad Tajimulu diganggu gerombolan sepeda motor yang mengolok-olok keluarga ustad tersebut.

"Sopir mobil itu turun dan cekcok dengan gerombolan motor. Karena tidak terima akhirnya gerombolan motor itu mengajak massa untuk menyerang pengikut ustad Tajil Muluk dan sekitar 25 rumah dirusak," ujarnya.

Akibatnya, banyak keluarga Syiah yang rumahnya dirusak mengungsi ke area Gor Sampang. Pihak pemprov Jawa Timur pun sudah berjanji akan menanggung semua logistik yang dibutuhkan oleh para pengungsi Syiah tersebut.

Berikut nama-nama korban luka dalam bentrokan tersebut.

  1. Saiful, 28 tahun, alamat Desa Karanggayam Kecamatan Omben Sampang.
  2. Samsul, 18 tahun, alamat Desa Karanggayam Kecamatan Omben Sampang, luka robek dan kaki patah.
  3. Syaifuddin, 20 tahun, alamat Desa Karanggayam kecamatan Omben sampang, luka lecet tangan kiri dan hidung
  4. Hasim, 21 tahun, alamat Desa Karanggayam kecamatan Omben sampang, kemasukan kelereng pada paha kanan.
  5. Man Hoseh luka bacok pada punggung sekarang dirawat di RSU pamekasan.
  6. AKP Aris Dwi, 44 tahun, Kapolsek Omben, luka pada dahi akibat lemparan batu.


"Tujuannya untuk menetralisir kerusuhan," kata Kadiv Humas Kombes Pol Hilman Toyib, Minggu (26/8).

Saat ini Kapolda Jatim Irjen pol Hadiyatmoko sudah memerintahkan pergesaran pasukan dari Polres Tangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Seluruh personel diminta fokus membantu pengamanan di Polres Sampang mengantisipasi kerusuhan susulan.

"Kita berupaya melakukan langkah persuasif dengan berdialog dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Sampang agar massa segera dibubarkan dan daerah Omben segera kondusif" ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, bentrokan massa Sunni dan Syiah pecah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, dan Desa Bluran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura. Akibat bentrokan ini dua orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
Kapolsek Omben dicelurit 
saat lerai bentrok di Sampang
Kapolsek Omben dicelurit saat lerai bentrok di Sampang

Suasana di Desa Karang Gayam, Kec Omben, dan Desa Bluran, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, masih mencekam. Kapolsek Omben, AKP Arif dicelurit saat mencoba melerai bentrok antara warga dan penganut Syiah.

"Pak Arif kena sabetan celurit dan sekarang sudah dievakuasi ke kota. Saya belum tahu kondisi terakhirnya," ujar seorang anggota Brimbob, Bripka Suryo kepada merdeka.com, Minggu (26/8).

Aksi pembakaran rumah kelompok Syiah masih berlangsung. Kelompok penyerang masih berjaga-jaga di batas desa. Mereka juga melarang wartawan masuk ke lokasi pemakaman Syiah.

"Jangan masuk. Jalan sudah dipasangi bom," ujar mereka menakut-nakuti wartawan.

Dalam bentrok ini dua orang dikabarkan tewas, sementara puluhan terluka. Pasukan Brimob dari Polda Jawa Timur telah diterjunkan ke lokasi.

Bentrok ini dipicu aksi saling ejek. Bentrok meluas karena warga menganggap syiah adalah aliran sesat.

Polisi buru tiga provokator bentrok Sampang
Polisi buru tiga provokator bentrok Sampang

Pihak kepolisian telah mengantongi identitas tiga provokator bentrok antara warga Muslim Suni dan Syiah di Sampang, Madura. Mereka diduga telah melakukan penganiayaan sekaligus menghasut warga untuk menyerang kelompok Syiah di Desa Karang Gayam, Kec Omben, Sampang, Madura.

"Dari hasil penyelidikan dan data intel diketahui ada tiga orang yang menjadi pelaku penganiayaan sekaligus menjadi aktor utama dan menghasut masyarakat sehingga terjadi bentrok," ujar Kabagops Polres Sambang Kompol Alfian Nurizal, Minggu (26/8).

Polres Sampang kini sedang memburu ketiganya. Para provokator telah melarikan diri. Mereka semua lari dari rumahnya.

"Dari tiga orang yang menjadi provokator itu salah satunya menderita luka bacok akibat bentrok. Dia sempat dirawat Di RSUD sampang tapi menolak dirawat inap. Setelah lukanya dirawat, dia menghilang," kata Alfian.

Alfian juga menjelaskan ketiga orang itu terlibat dalam pembakaran rumah warga Syiah Desember 2011 lalu. Mereka memang tinggal di satu desa yang sama.

Bentrok ini dipicu aksi saling ejek. Bentrok meluas karena warga menganggap syiah adalah aliran sesat. Dua orang tewas dalam bentrok ini.
Kembali Kelompok Syiah Sampang di Serang, satu Tewas
Pemicu Terjadinya Bentrokan di Sampang

Pembakaran pesantren di Sampang, Madura
PERISTIWA PERTAMA DIAWAL DESEMBER
AKSI PEMBAKARAN KELOMPOK SYIAH OLEH SUNNI DI SAMPANG MADURA
 

Bucu-Bucu Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates