0 Tulang Rusuk yang Hilang…

Cerita ini saya tulis untuk teman lama saya yang sedang duduk termenung disana menyesali diri.
Walau aku tak tahu dimana dan bagaimana dia sekarang keadaan nya karena sudah bertahun - tahun aku tidak bertemu dengan dia...

Inilah kisah yang mungkin bisa aku ceritakan ulang..untuk semua sahabat -sahabatku..dan aku berharap teman lamaku ini, kalau masih bisa membaca tulisan ini dia akan datang kembali dan bercerita lain dari apa yang dia rasakan dalam cerita ini....

Ini kisahnya...
cerita ini untuk kita semua yang sering kali membuat sedih hati orang yang kita sayang

Kehidupan cinta yang penuh dengan pertengkaran membuat teman saya ini merasa salah memilih calon pendamping hidupnya yaitu sang pacar yang sudah 4 tahun menemani hari-harinya.

Sebuah senja yang sempurna, senampan pisang goreng, dan lagu cinta yang lembut.
Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih ?
Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku!

Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian.
Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa.
Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat.

Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kian mendera.
Hidup mereka menjadi membosankan.
Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain.

Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.

Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah.

Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, “Kamu nggak cinta lagi sama aku!”
Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak, “Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!”

Tiba-tiba Dara menjadi terdiam , berdiri terpaku untuk beberapa saat.
Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar.

Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan.

Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata,
Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing. ”

Lima tahun berlalu…..
Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara.

Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula.
Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali,
Dara tak menunggunya.

Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu.
( Entah mengapa ini bisa terjadi...tapi singkat ceritanya seperti ini....)

Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.

Dara tersenyum manis, lalu berlalu.

“Good bye….”

Beberapa jam kemudian berlalu
Sebuah berita di TV mengatakan ....bahwa pesawat yang di tumpangi Dara mengalami sebuah kecelakaan, dan merenggut nyawanya hingga jasadnya tiada pernah di ketemukan....di tengah lautan

Dan di tengah malam yang sunyi, Setelah semua yang sudah terjadi...tentang hilangnya Dara untuk " kedua " kalinya...
Malam itu saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya.
Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara.

Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”

Dan sebuah renungan kenapa...dada kita pernah mengalami sakit jika..kita merasakan cemburu dan takut kehilangan orang yang kita sayangi..." jawabnya yaitu...saat itu lah tulang rusuk kita meradang mencari pasangannya....dan tak mau kehilangan....




>
 

Bucu-Bucu Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates